Menu

Mode Gelap
TNI dan Bahaya Politik Praktis: Panggilan untuk Membenahi Manajemen dan Menegakkan Netralitas Bupati Sujiwo dan PLN Bahas Peningkatan Listrik di Terentang Hulu Hardiknas 2025: Antara Janji Pendidikan Merata dan Realita Lapangan Ketum Aliansi Pejuang Tanah Melayu Apresiasi Kejari Rohul: Tak Ada Tempat bagi Perusak Hutan! Penandatanganan MOU Bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara, Antara Kejari Rohul Dengan PTPN IV Regional III

Nasional · 26 Okt 2024 17:21 WIB ·

Guru Mesti Berhati-Hati dalam Memberikan Sanksi terhadap Murid


 Guru Mesti Berhati-Hati dalam Memberikan Sanksi terhadap Murid Perbesar

Mencegah Kasus Kekerasan di Lingkungan Sekolah

Oleh: Ade Setiawan, Insan Jurnalis

Dalam konteks pendidikan, guru sering dihadapkan pada situasi di mana mereka harus memberikan sanksi kepada murid. Namun, penting bagi guru untuk berhati-hati dalam proses ini guna mencegah terjadinya kekerasan. Pendekatan yang tepat tidak hanya mendidik, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan emosional siswa.

1. Memahami Konteks dan Penyebab Pelanggaran

Sebelum memberikan sanksi, guru perlu memahami konteks di balik perilaku siswa. Apakah ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku tersebut, seperti masalah keluarga atau tekanan teman sebaya? Dengan memahami penyebabnya, guru dapat memberikan sanksi yang lebih sesuai dan menghindari tindakan yang bersifat kekerasan.

2. Sanksi yang Progresif dan Edukatif

Sanksi seharusnya bersifat edukatif. Misalnya, jika seorang siswa terlambat, alih-alih memberikan hukuman fisik, guru bisa memberikan tugas reflektif tentang pentingnya disiplin waktu. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa belajar dari kesalahan, tetapi juga menghindari potensi kekerasan.

3. Komunikasi yang Terbuka dan Konstruktif

Membangun komunikasi yang baik dengan siswa sangat penting. Guru harus menciptakan ruang di mana siswa merasa aman untuk berbicara tentang kesalahan mereka. Misalnya, dengan mengadakan diskusi kelompok tentang aturan kelas dan konsekuensi dari pelanggaran, siswa akan lebih memahami dan menghargai proses disiplin.

4. Penggunaan Teknik Disiplin Positif

Teknik disiplin positif dapat menjadi alternatif yang efektif. Misalnya, penggunaan pujian untuk perilaku baik, atau memberi siswa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka melalui dialog dan kerja sama. Teknik ini menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan.

5. Pelatihan dan Pengembangan Profesional bagi Guru

Sekolah harus menyediakan pelatihan yang relevan bagi guru mengenai manajemen kelas dan teknik disiplin non-kekerasan. Melalui pelatihan, guru dapat belajar tentang pendekatan yang lebih humanis dan efektif dalam menangani pelanggaran siswa.

6. Kesimpulan

Dalam menjalankan tugasnya, guru memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung. Dengan berhati-hati dalam memberikan sanksi, guru tidak hanya melindungi siswa dari kekerasan, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan karakter mereka. Pendekatan yang bijak dan empatik akan memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi proses yang positif dan bermakna.

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

TNI dan Bahaya Politik Praktis: Panggilan untuk Membenahi Manajemen dan Menegakkan Netralitas

3 Mei 2025 - 06:08 WIB

Hardiknas 2025: Antara Janji Pendidikan Merata dan Realita Lapangan

1 Mei 2025 - 17:38 WIB

Polres Siak Berhasil Amankan Aksi Unjuk Rasa Masyarakat dan Buruh Subkon PT. PHR Minas Secara Humanis dan Kondusif

30 April 2025 - 12:48 WIB

Meningkat! Kasus Kekerasan Seksual Viral dalam Sepekan

28 April 2025 - 14:23 WIB

Klarifikasi Soal Sikap Alex Cowboy di Grup Lantas Polda Riau

18 April 2025 - 08:26 WIB

Indonesia Pekan Ini: Gempa Libur Lebaran, Serangan Papua, dan Aturan STNK Viral Warnai April 2025

17 April 2025 - 07:15 WIB

Trending di Nasional