Menu

Mode Gelap
Anggota DPRD Siak Haposan Sinaga sampaikan Aspirasi untuk Masyarakat saat Kunjungan Kerja ke PT.IKPP Parah!!! Pasutri di Perawang Ini Diduga Melakukan Penipuan, Korban Alami Kerugian Puluhan Juta Rupiah Sentuhan Kemanusiaan: Polsek Tualang Bantu Warga Lumpuh Sejak Lahir di Kampung Pinang Sebatang Timur Dandim 0322/Siak Hadiri Penutupan Turnamen Sepak Bola U-40 dan Laga Eksibisi DPRD vs Forkopimda Siak Berlangsung Meriah Polsek Tualang Amankan Ibadah Kenaikan Isa Al-Masih di Sejumlah Gereja

Nasional · 23 Feb 2025 13:52 WIB ·

Viral Lagu dari Sukatani, Mahfud MD: Tak Perlu Minta Maaf


 Viral Lagu dari Sukatani, Mahfud MD: Tak Perlu Minta Maaf Perbesar

Band post-punk asal Purbalingga, Sukatani, yang sempat viral berkat lagu “Bayar Bayar Bayar” pada tahun 2023, kembali mencuri perhatian publik. Lagu tersebut mengkritik praktik korupsi di kalangan oknum kepolisian melalui lirik yang menggambarkan situasi di mana masyarakat merasa harus membayar untuk mendapatkan layanan atau menghindari sanksi.

Dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram resmi Sukatani pada 20 Februari 2025, gitaris Muhammad Syifa Al Ufti alias Alectroguy dan vokalis Novi Citra Indriyaki alias Twister Angel secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri. Bersamaan dengan itu, mereka mengumumkan penarikan lagu “Bayar Bayar Bayar” dari seluruh platform streaming.

Lirik kontroversial dari lagu tersebut, yang memuat frasa “bayar polisi” secara berulang, sempat menuai kritik keras. Beberapa bait lirik yang menjadi sorotan adalah:

“Mau bikin SIM bayar polisi
Ketilang di jalan bayar polisi
Touring motor gede bayar polisi
Angkot mau ngetem bayar polisi”

“Aduh aduh ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi”

Meski penarikan lagu dan permintaan maaf sudah dilakukan, komentar muncul dari berbagai pihak. Mahfud MD menilai bahwa kritik yang disampaikan dalam lagu tersebut bersifat “ham” dan tidak perlu disertai dengan permintaan maaf. Menurutnya, lagu tersebut mencerminkan keluhan publik terhadap praktik korupsi yang harusnya menjadi pemicu perbaikan, bukan alasan bagi band untuk meminta maaf.

Langkah Sukatani menarik lagunya dan menyampaikan permintaan maaf ini memicu perdebatan hangat mengenai batas kritik terhadap institusi negara dan peran seni dalam menyuarakan ketidakpuasan masyarakat. Sementara sebagian mengapresiasi sikap tanggung jawab dari band, pihak lain menilai bahwa kritik terhadap institusi, terutama dalam bentuk satir, seharusnya tetap mendapat ruang sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.

Dengan situasi ini, diskusi mengenai integritas, transparansi, dan peran lembaga penegak hukum terus menggema di kalangan publik, sekaligus membuka peluang dialog konstruktif untuk perbaikan sistem yang ada.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

Harga Bitcoin Turun dari Puncaknya, Investor Diimbau Tetap Tenang

31 Mei 2025 - 10:30 WIB

Bitcoin Pizza Day 2025: Bitcoin Cetak All Time High, Pajak dan Regulasi Jadi Sorotan

27 Mei 2025 - 03:01 WIB

Dandim 0322/Siak Sambut Kunjungan Tim Survei Ketahanan Pangan dari Srenad

21 Mei 2025 - 09:41 WIB

Harga Bitcoin Sentuh USD105.000, Sentimen Positif Dorong Lonjakan Nilai

15 Mei 2025 - 10:22 WIB

Kripto Sumbang Rp1,2 T, Bukti Kuat Ekonomi Digital

13 Mei 2025 - 05:55 WIB

Amunisi Kedaluwarsa Meledak, 13 Nyawa Melayang

13 Mei 2025 - 05:46 WIB

Trending di Nasional