Menu

Mode Gelap
Jumat Berkah Ramadhan, Polsek Tualang Berikan Bantuan Sembako Kepada Warga Sempat Ribut di Masyarakat, Pelaku Penganiayaan Terhadap Anak di Bawah Umur Diciduk Polisi WASPADA!!! MODUS PENIPUAN MENGATASNAMAKAN KODIM 0322/SIAK Dukung Asta Cita, Bhabinkamtibmas Kampung Maredan barat bersama Warga panen Kacang tanah Bhabinkamtibmas dan Warga di Kampung pinang Sebatang Timur Panen Kangkung Dukung Ketahanan Pangan

Nasional · 29 Sep 2023 06:43 WIB ·

Harga Beras Naik? Ini Pernyataan Legislator PKS


 Harga Beras Naik? Ini Pernyataan Legislator PKS Perbesar

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Slamet menanggapi kenaikan harga beras ketika menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Peringatan Hari Tani Nasional yang diadakan Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS di Aula Kantor DPTP PKS, Kamis, (28/9/2023).

Di hadapan peserta yang berasal dari organisasi masyarakat petani, aktivis petani, hingga mahasiswa ini, ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras saat ini dikarenakan masalah pada alur distribusi logistik pangan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai lembaga pemerintah terkait, ia anggap belum berperan secara baik untuk mengendalikan harga pangan, dalam hal ini beras.

Operasi pasar dengan beras impor, Slamet sebut tidak menyelesaikan masalah dasar kenaikan harga beras ini.

Menurutnya, pemerintah melalui Bapanas dan Bulog seharusnya menyerap seluruh hasil panen petani dengan harga pasar yang bersaing dengan swasta.

“Jadi catatan saya, harusnya untuk urusan pangan itu pemerintah wajib melakukan monopoli. Kalau tidak, yang seperti hari ini terjadi, begitu harga naik, pemerintah hanya bisa mengemis kepada para pengusaha untuk menurunkan harga,” ungkap Slamet.

Selain itu, Slamet juga menekankan perlunya kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani agar petani terus bertahan dan minat menjadi petani bisa meningkat. Menurutnya pemerintah belum serius menjamin kesejahteraan para petani.

Ia menjabarkan dari kebijakan subsidi pupuk. Dari total 80 triliun yang dibutuhkan untuk subsidi pupuk petani, pemerintah hanya mengeluarkan sepertiga saja. Bukan karena masalah keterbatasan anggaran, Slamet melihat ini sebagai masalah kemauan pemerintah.

“80 triliun untuk petani, kita merasa tidak punya uang, tapi untuk memindahkan ibukota, untuk subsidi kereta api punya uang. Ini kan masalah yang harus kita evaluasi,” ujar Slamet.

“Ini yang kemudian harus kita ucapkan kepada pemerintahan yang baru,” lanjutnya.(*)

Sumber: pks.id

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

Jumat Berkah Ramadhan, Polsek Tualang Berikan Bantuan Sembako Kepada Warga

21 Maret 2025 - 03:41 WIB

Dukung Asta Cita, Bhabinkamtibmas Kampung Maredan barat bersama Warga panen Kacang tanah

20 Maret 2025 - 04:50 WIB

Bhabinkamtibmas dan Warga di Kampung pinang Sebatang Timur Panen Kangkung Dukung Ketahanan Pangan

19 Maret 2025 - 02:52 WIB

Bitcoin Reserve AS: Sinyal Positif bagi Regulasi Kripto Indonesia?

18 Maret 2025 - 08:51 WIB

Rotasi di tubuh Polri, Kapolda Riau Irjen M.Iqbal di gantikan oleh Irjen Hery Heryawan

13 Maret 2025 - 14:34 WIB

Mencari keberkahan di bulan suci Ramadhan, Polsek Tualang membagikan Takjil

9 Maret 2025 - 17:34 WIB

Trending di Sosial